Definisi EKG : Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari
aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik yang
menggambarkan rekaman listrik jantung
Cara Menggunakan EKG untuk merekam
listrik jantung :
Persiapan
A. Alat
- Mesin EKG, yang dilengkapi :
- kabel untuk sumber listrik
- kabel untuk bumi (alat yang baru sudah tidak menggunakan lagi)
- Kabel elektroda ekstremitas dan dada
- Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
- Balon penghisap elektroda dada
- Jelly
- Kertas tissue
- Kapas Alkohol
- Kertas EKG
- Spidol (sebagai penanda tempat pemasangan EKG, khusus pada pasien yang memerlukan observasi ketat EKG)
- Mesin EKG terbaru sudah dilengkapi monitor.
B. Pasien
Penjelasan (informed consent)
- Tujuan pemeriksaan
- Hal-hal yang perlu diperhatikan
saat perekaman
Dinding dada harus terbuka dan tidak
ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak
bergerak saat perekaman EKG
Cara memasang EKG
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel
pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di
tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan
kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan pergelangan kaki
dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi
jelly.
6. Pasang keempat elektrode
ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan kaki. Untuk tangan kanan
biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning, kaki kiri berwarna hijau
dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan
lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan
sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri
sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna
hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri
sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri
sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri
sejajar ICS 5, berwarna ungu
8. Pasang elektrode dada dengan
menekan karet penghisap.
9. Buat kalibrasi, saat ini sudah
bersifat otomatis dengan pilihan auto dan manual
10. Rekam setiap lead 3-4 beat
(gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal panjang 30 kotak besar) jika
ada aritmia, pakai pilihan manual untuk alat baru.
11. Semua electrode dilepas
12. Jelly dibersihkan dari tubuh
pasien
13. Beritahu pasien bahwa perekaman
sudah selesai
14. Matikan mesin EKG
15. Tulis pada hasil perekaman :
nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan tahun pembuatan, nama
masing-masing lead serta nama orang yang merekam
16.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
- Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
- Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
- Saat merekam, operator harus menghadap pasien
Lead EKG
Terdapat 2 jenis lead :
Terdapat 2 jenis lead :
A. Lead bipolar : merekam perbedaan
potensial dari 2 elektrode
- Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
- Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
- Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
B. Lead unipolar : merekam beda
potensial lebih dari 2 elektode
Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar
prekordial
Lead unipolar ekstremitas
- Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
- Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
- Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead
unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas
EKG
Kertas
EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal
berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar)
terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang
mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik.
Garis vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva
EKG
Kurva EKG menggambarkan proses
listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel. Proses listrik terdiri dari :
- Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
- Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi ventrikel)
- Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
- Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari
gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan
bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis
jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal
diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang horisontal dengan
melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis jantung frontal
berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90 derajat,
deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P
sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12
detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif
pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04
detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3 tinggi gelombang R
berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif
pertama pada gelombang QRS. Umumnya di Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S
terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6 makin menghilang atau berkurang
dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses
repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif, di hampir semua lead
kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah
gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya. Penyebabnya timbulnya gelombang
U masih belum diketahui, namun diduga timbul akibat repolarisasi lambat sistem
konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan
gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai normal berkisar antara 0,12 –
0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi Atrium dan
jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir
gelombang QRS sampai permulaan gelombang T. segmen ini normalnya isoelektris,
tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari – 0,5 sampai +2mm. segmen ST
yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi dan yang turun dibawah
garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG
- Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
- Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
- Tentukan frekwensi (“Heart rate”)
- Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
- Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
- Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
- Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang pacu jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui
gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
a. 300 dibagi jumlah kotak
besar antara R – R’
b. 1500 dibagi jumlah kotak kecil
antara R – R’
c. Ambil EKG strip sepanjang 6
detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb kemudian dikalikan 10 atau
ambil dalam 12 detik, kalikan 5
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung
urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut
- Tentukan apakah denyut jantung
berirama teratur atau tidak
- Tentukan berapa frekwensi jantung
(HR)
- Tentukan gelombang P ada/tidak dan
normal/tidak
- Tentukan interval PR normal atau
tidak
- Tentukan gelombang QRS normal atau
tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber
listrik) berasal dari Nodus SA, maka irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus
Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
- Iramanya teratur
- frekwensi jantung (HR) 60 – 100
x/menit
-Gelombang P normal, setiap
gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
- Gelombang QRS normal (0,06 –
<0 detik="" span="">0>
- PR interval normal (0,12-0,20
detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria
tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan